Resensi Buku Insecurity Is My Middle Name

Resensi Buku Insecurity Is My Middle Name
Oleh: Rendy Bragi (2110722033)

 

Identitas Buku

Judul                : Insecurity Is My Middle Name

Penulis              : Alvi Syahrin

Penerbit           : Alvi Ardhi Publishing

Tahun terbit     : Cetakan pertama, Mei 2021

Tebal Buku      : 264 halaman

 

 

Sinopsis Buku

 

Insecurity is my middle name menceritakan tentang bagaimana Insecure itu menjadi sesuatu yang biasa kita alami saat ini. Rasa cemas, rasa ragu bahkan tidak percaya diri yang berlebihan menjadi hal biasa yang dialami seseorang saat ini. Namun, perlu didalami, bahwa insecurity jika terus bertumbuh pada diri seseorang akan menjadi penyakit psikologi yang bisa membahayakan si penderita insecure itu sendiri. Tidak jarang orang yang memiliki rasa cemas yang berlebihan akan dirinya ataupun sesuatu disekitarnya pada akhirnya dapat melukai dirinya sendiri bahkan mungkin dapat mengakibatkan fatal, bunuh diri.

Ada 5 bab pada buku ini. Bab pertama menceritakan bagaimana kebanyakan orang insecure dengan fisiknya. Saat ini, good looking selalu menjadi alasan bagi kecemasan seseorang. Bukan berarti ga good looking itu gagal. Alvi Syahrin menjelaskan dengan kesederhanaanya bahwa untuk menjadi bermanfaat ga harus cantik atau tampan dan berwarna kulit putih.

Bab selanjutnya, buku ini menjelaskan bahwa seiring berjalannya waktu, akan banyak banget nantinya yang mempertanyakan tentang kehidupan kita. Tentang kuliah, penghasilan, pernikahan, dan lain sebagainya yang terkadang kalimat pertanyaan tersebut cukup menyakitkan bagi kita. Alvi Syahrin mengajak pembacanya untuk belajar menghargai diri, mengenali diri sendiri, dan menyadari bahwa kita ga bisa memenuhi semua ekspketasi yang ada.

Bab ketiga dari buku ini menjelaskan bagaimana orang-orang yang selalu insecure karena merasa tertinggal jauh akan kesuksesan teman-temanya. Disini Alvi menuliskan bahwa tidak semua hal bia dibandingkan, termasuk proses hidup seseorang. Jalan menuju suksesnya seseorang pastinya berbeda dengan orang lainnya. Jangan pernah menyamakan prosesmu dengan orang lain. Jadikan kesuksesan teman itu adalah motivasi awal kita untuk bangkit dan berlari lebih jauh. Banyak bertanya dan ambil banyak ilmu dari keberhasilan teman adalah bekal yang sangat bermanfaat untuk perjalanan kesuksesan kita.

Bab keempat buku ini menjelaskan bagaimana bencinya seseorang terhadap dirinya sendiri karena sudah merasa putus asa dan merasa sudah tak ada harapan untuk berjuang lagi. Banyak orang berpikir bahwa hopeless-nya dirinya ini dikarenakan sudah terlalu banyak dosa, sehingga berpikir negatif pada Tuhan.

Bab terakhir dari buku ini menjelaskan bagaimana cara berbaikan dengan rasa insecure yang kuncinya adalah bersyukur dan tetap berpikir positif. Tuhan sudah memberikan kesempatan dan jalan yang terbaik untuk kita. Selanjutnya, Alvi menuliskan bahwa insecurity harus ada pada diri manusia agar bisa bergerak maju dan tetap berjuang.

 

Kelebihan Buku

Meskipun ini adalah buku self-healing pertama dari penulis, tetapi menurut saya buku ini sudah cukup sempurna. Saya merasa buku ini bisa menjadi “obat penenang” ketika rasa insecure di dalam diri saya datang. Dengan membaca buku ini, saya merasa lebih bisa mengendalikan rasa insecure tersebut. Segala jenis insecurity yang dibedah habis dalam buku ini membuat saya yakin bahwa banyak orang yang juga akan relate dengan pembahasan yang ada di dalam buku ini.

Selain isinya yang dapat menenangkan pikiran, pemilihan diksi yang digunakan dalam buku ini juga sederhana dan mudah untuk dipahami. Rangkaian kata yang disusun oleh penulis sangat cantik dan tidak membingungkan pembaca, membaca buku ini seperti berbicara dengan penulis langsung, terasa sangat dekat. Saat membaca buku ini, saya tidak memerlukan waktu yang lama untuk membacanya. Setiap bab nya disajikan dengan singkat, tidak bertele-tele. Mungkin bisa saja buku ini habis dibaca dalam waktu sehari.

Selain itu, kelebihan lain dalam buku ini juga terletak pada pemilihan layout yang sangat rapih dan ilustrasi yang menarik. Mulai dari design cover hingga ilustrasi yang ada di dalam buku, semuanya dalam porsi yang pas, pemilihan ilustrasi tidak bertolak belakang dengan materi yang disajikan. Selain itu, ukuran font dalam buku ini juga cukup proporsional, tidak terlalu besar atau kecil, cukup enak untuk dipandang oleh mata.

Kekurangan Buku

Ketika mulai membaca beberapa halaman, ternyata di dalam buku ini terdapat beberapa ayat Al-Qur’an dan nasihat dari penulis yang berhubungan dengan satu agama saja. Menurut saya, kekurangan dari buku ini adalah tidak ada disclaimer yang mengatakan bahwa penulis juga menyertakan pandangan suatu agama dalam pembahasan di buku ini. Alangkah lebih baik jika penulis bisa menggambarkan bahwa isi dari buku ini juga disertai dengan pandangan agama di dalam sinopsis, sehingga calon pembeli bisa memperkirakan apakah ia akan terganggu dengan hal tersebut atau tidak, khususnya untuk teman-teman non-muslim. Selain itu, beberapa orang akan merasa tulisan di buku ini terlihat kurang proporsional karena fontnya yang agak kecil.

 

Kesimpulan

Saya sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca, khususnya untuk teman-teman yang sering mengalami insecure atau over thinking. Isi dari buku ini yang cukup menarik dengan gaya bahasa dan diksi yang ringan membuat buku ini bisa dibaca berkali-kali. Terkait kekurangannya, jika teman-teman non-muslim tidak bermasalah dengan selipan ayat-ayat Alqur’an dan beberapa nasihat penulis yang berhubungan dengan ajaran islam, mungkin kalian tetap dapat menikmati buku ini dengan baik. Terakhir, untuk para penggiat buku self-improvement, saya rasa buku ini wajib masuk ke dalam daftar bacaan.

Komentar